“yaa lee donghae !! kau melamun begitu memangnya tugas papermu sudah selesai hah ?” ucap eunhyuk memukul kepala donghae pelan sambil duduk di depan laptopnya. Mereka sedang duduk di kafe seberang kampus sambil makan siang.
“haiss.. aku tidak akan bengong begini kalau tugasku belum selesai hyuk. Aku kan sudah mengajakmu mengerjakannya bersamaku kemarin sore tapi kau tidak mau. Yasudah” jawab donghae sambil meletakkan dagunya di telapak tangannya. Kedua kakinya berayun-ayun kedepan dan belakang. Matanya asik melihat ke arah seberang jalan. Pada satu waktu senyumnya mengembang tapi kemudian menghilang dan begitu seterusnya.
“hey kau tahu ? senyum-senyum sendiri begitu seperti orang gila. Mana ada perempuan yang mau mendekatimu ? kau sudah bosan menjomblo kan ?” ucap eunhyuk. Tapi donghae tetap tidak menghiraukan perkataan sahabatnya itu dan matanya tetap melihat ke arah seberang jalan.
“yaa donghae-ah !!! kau sedang melihat apa sih ??!!” lagi-lagi eunhyuk memukul kepalanya tapi kali ini lebih keras.
“aooww kau ini !! tuh lihat kesana !! aku sedang memperhatikan anak kecil itu !!” jawabnya sewot sambil mengusap-usap kepalanya yang tadi dipukul oleh eunhyuk. Donghae menunjuk anak kecil perempuan yang ada di seberang jalan.
“aahh kyeopta !! kawai desune~ !!”
“tuh kan benar dugaanku. Kalau sedah melihat anak kecil begitu kau juga pasti akan terlena hyuk”
“iya pantas saja dari tadi kau anteng melihat kesana. Kira-kira umurnya berapa ya ? dan perempuan itu pasti ibunya !! pantas saja anaknya cantik begitu, ibunya tidak kalah cantiknya kan hae ?”
“ah kau ini hyuk !! ehmm sekitar 3 atau 4 tahun sepertinya. Hey papermu sudah selesai belum ? kenapa jadi ikut-ikut aku bengong begini ?”
“ya ya ya ya sudah !! tunggu sebentar aku matikan laptopku dulu” lalu mereka keluar dari kafe menuju kampus di seberang jalan.
“hey hey lihat sedang apa anak kecil itu ?” eunhyuk menyenggol bahu donghae dan matanya tetap terpaku pada anak kecil yang mulai melangkah ke tengah jalan raya. Anak kecil itu tidak lagi bersama ibunya.
“oh oh oh tidak ! bahaya hyuk. Aku harus membawanya ke ibunya” donghae langsung melangkah ke jalan raya tanpa melihat kanan kiri.
“YA DONGHAE-AH !!! JAKKAMAN !!!” teriakan suara eunhyuk langsung teredam oleh suara klakson mobil truck yang saat itu sedang melintas cepat di jalan raya. Dalam seketika eunhyuk telah melihat sahabatnya tergeletak di tengah jalan dengan darah mengalir di seluruh tubuhnya. Dia langsung berlari menghampiri sosok donghae yang tergeletak tak berdaya. Eunhyuk mendekatkan kepalanya di atas dada donghae tapi dia tidak menemukan tanda-tanda pergerakan di dalam sana. Lalu dia memegang leher donghae untuk mengecek urat nadinya namun hasilnya nihil. Kini wajah dan tangan eunhyuk penuh dengan darah, darah donghae. Pandangan matanya yang dipenuhi air mata kini terlihat kabur.
“hae !! donghae-ah !!! AKU MOHON JANGAN PERGIIIII !!!!”
=======
Aku duduk di bangku teras rumahku sambil mengayun-ayunkan kedua kakiku. Anjing kesayanganku, Bada sedang asik tidur di depanku. Kedua orang tuaku sibuk keluar masuk rumah sambil membawa semua barang-barang yang akhirnya mereka letakkan di atas mobil truck.
“bagaimana ? sudah tidak ada yang ketinggalan kan ?” ucap appaku kepada oemmaku di sampingku. Mata oemmaku terlihat sembab karena selalu menangis 4 hari ini.
“ya. Tapi entah kenapa aku masih sangat berat meninggalkan rumah ini. Hatiku masih merasakan keberadaan anak kita satu-satunya bahwa dia masih berada disini” lagi-lagi oemma menangis.
“oemma mianhe. Aku sudah tidak bisa memelukmu lagi sekarang” ucapku. Aku yakin mereka berdua tidak akan mendengar omonganku barusan.
“tidak sayang. Donghae sudah tidak ada. Dia sudah pergi. Biarkan kita ikhlaskan dia pergi agar dia tenang disana” ucap appa sambil memeluk oemma. Lalu appa menghampiri bada yang masih tertidur di depanku. Appa menggendongnya dan berjalan menuju mobil kami. Oh bukan. Sekarang itu hanya mobil milik appa, oemma dan mungkin bada. Tidak dengan aku.
Tapi entah mengapa tiba-tiba bada terbangun dan menggonggong keras. Matanya melihat ke arahku yang masih duduk di teras. Aku tersenyum dan melambai tangan ke arahnya. Bada terlepas dari gendongan appa dan berlari ke arahku. Aku tersenyum dan mengelus kepalanya lembut. Appa dan oemma terlihat bingung dengan kelakuan bada.
“bada !! ayo sudah waktunya kita pergi” appa menghampirinya dan kembali menggendongnya. Kini tatapan appa melihat ke arahku. Aku yakin appa hanya melihat udara kosong di tempatku duduk. Aku hanya tersenyum melihatnya.
“kau lihat kan bada ? tidak ada apa-apa disini” appa kembali berbalik dan berjalan ke arah oemma yang sudah menunggu di samping mobil.
“oemma, appa, bada…. Jaa ne~ !!!”
======
“anyoung ! namaku kim eun ah. Kau siapa ?” sapaku pada seorang perempuan di sebelahku. Aku baru saja masuk menjadi mahasiswa baru di Phaichai University, Daejoon Korea Selatan jurusan Sastra Jepang.
“anyoung ! namaku Park Ririn. Kau bukan penduduk asli korea ya ?” tanyanya.
“ne’. ayahku berasal dari korea sedangkan ibuku dari Indonesia. Aku baru 3 tahun tinggal disini. Mohon bantuannya” ucapku sambil membungkukkan badanku.
“ne~ kita berteman ya. Oh ya dimana rumahmu ?”
“rumahku berada di incheon. Sekarang aku tinggal di sebuah kosan di belakang kampus. Kau tinggal dimana ?”
“aku berasal dari mokpo. Aku juga tinggal di sebuah kosan disini. Tapi kosanku berada agak jauh dari kampus”
“aaa sodesuka ?! hmm lain kali kau main ya ke tempatku” ucapku senang.
“yap tenang saja. Hahaha.. ah eunah-ssi mianhe aku harus cepat-cepat kembali ke kosan”
“ne~ gwenchana. Aku juga ingin kembali ke kosan. Perasaanku tidak enak. Jalgayo~”
“jalga~~”
~~~~~~~
Sampai di kamar kosanku, aku langsung disambut oleh lagu Lucifer milik SHINee yang keluar dari speaker hpku. Dilayarnya tertulis nama tanteku yang berasal dari Indonesia.
“yoboseyo~ ?” ucapku lewat telepon pada orang diseberang sana.
“ne~ yoboseyo rima !!” jawabnya memanggil nama panggilanku di Indonesia. Suaranya terdengar bergetar. Tiba-tiba saja jantungku berdetak sangat cepat dan terpikirkan satu kata yang mungkin akan dikatakan oleh tanteku di otakku.
“ri…rima.. bude meninggal” tanteku mengatakan hal yang sama persis dengan apa yang ada dipikiranku. Aku sangat shock dan tidak tahu apa yang harus aku katakan.
“kau telpon tia saja. Katanya dia tidak berhenti menangis sejak mendengar kabar ini” tia adalah anak dari budeku satu-satunya. Dia satu tahun lebih tua dariku. Aku sudah kenal dengannya semenjak umurku 4 tahun. Bahkan dia sudah aku anggap sebagai kakak kandungku sendiri.
“nde~ akan aku telpon sekarang” sambungan telpon terputus. Tanpa pikir panjang aku langsung mencari kontak tia di hpku. Beberapa detik kemudian tia menjawab telponku.
“maaaa~~ !! ibuu tiaa udah gg adaaa~~ !!! ibu tiaaa meninggaaaall~~ !!!” tia terisak dari ujung telpon. Aku hanya bisa menjawabnya dengan isakan. Tangisku makin meledak saat memikirkan keadaan tia disana.
“ti sabar yaa.. ma..maaf ma gg bisa ngapa-ngapain” ucapku terbata-bata. Aku langsung memutus sambungan telpon karena sudah tidak kuat untuk menahan tangisku lagi. Aku langsung keluar kamar dan berlari ke atap yang biasa digunakan untuk menjemur pakaian di kosanku. Disini aku bisa menangis sepuas-puasnya tanpa ada yang bisa mendengarku.
======
Lagi-lagi aku melihat sosok perempuan itu dari jendela kamarku. Biasanya aku melihatnya sedang menjemur pakaian atau sedang bercanda dengan teman-temannya, tapi kali ini aku melihatnya sedang menangis. Oh tidak kenapa aku selalu ingin memeluk perempuan yang sedang menangis ?? aku mencoba keluar dari kamarku dengan cara menembus tembok dan menghampirinya. Aku mencoba melihat wajahnya dari dekat yang sedang tertunduk karena menangis.
“siapa kau ??!! sedang apa kau disini ??!!” tiba-tiba dia menoleh ke arahku dan berbicara dengan suara yang cukup keras namun agak sedikit bergetar.
“kau.. kau bisa melihatku ??” ucapku tak kalah kaget dibanding perempuan itu.
“ya tentu saja aku bisa melihatmu !! kau pikir kau apa hah ??!! siapa kau ??!! kenapa kau bisa ada disini ??!!”
“calm down ! calm down ! don’t get me wrong !. kau lihat ? rumah-rumah di komplek ini saling menempel satu sama lain. Dan tepat dibelakang kosanmu ini lah aku tinggal. Dan kau lihat jendela ini ? kamarku berada tepat dibalik jendela ini” jelasku sambil menunjuk kesana-sini agar perempuan ini bisa mengerti. Wajah tegangnya sudah agak sedikit menghilang.
“choneun lee donghae imnida~ nuguseyo ?” sambungku memperkenalkan diri dengan bahasa yang formal.
“choneun kim eun ah imnida~. Sepertinya kau harus kembali ke kamarmu. Aku takut orang-orang berpikiran macam-macam karena melihat ada seorang namja di kosan yeoja”
“aniyo~ ! aku datang kesini karena melihatmu menangis. Padahal biasanya aku selalu melihatmu tersenyum atau sedang bercanda dengan teman-temanmu” tatapan matanya terlihat menyelidik dan menatapku tajam.
“ Ya, sudah sejak kemarin-kemarin aku memperhatikanmu” sambungku lagi sambil mencoba tersenyum.
“mianhe aku harus turun” dia berjalan cepat melewatiku menuju tangga untuk turun kebawah.
“aaa’ jakkaman !! ehmm kau benar-benar bisa melihatku ??” tanyaku ragu.
“kau aneh !” jawabnya ketus. Dia kembali melangkah turun.
“aaa’ jakkaman !! bisakah kau menemuiku disini pukul 8 malam nanti ??” dia tidak menjawab. Dia hanya melihat ke arahku. Aku suka dengan tatapan matanya yang tajam melihat ke arahku. Aku melongok ke bawah ke arahnya.
“aku akan tetap menunggumu !!” bisikku padanya yang sudah berada di bawah. Walaupun aku sudah sering memperhatikannya, tapi ini pertama kalinya aku menghampirinya.
“tapi kenapa dia bisa melihatku ya ??”
=====
Aku membanting pintu kamarku keras.
“haisst siapa namja aneh itu ? mengganggu saja. Kalau begini mana bisa aku menangis lepas. Dia bilang aku bisa melihatnya ?? ya tentu saja lah !! memang dia kira dia hantu apa ??!!” aku melampiaskan marahku pada boneka babi besarku.
“tapi kalau aku boleh jujur.. sebenarnya namja bernama lee donghae itu lumayan manis ya ? hihihi”
~~~~~
Pukul 8 malam ! aku teringat oleh perkataan donghae tadi siang. Aku penasaran dengan sosoknya yang agak misterius. Karena setelah dipikir-pikir agak susah juga dia keluar dari jendela kamarnya itu. Lagipula aku selalu melihat jendelanya tertutup, bahkan aku tidak pernah melihat ada cahaya di dalamnya. Dan satu lagi, saat dia berada di sebelahku tadi siang aku mencium wangi melati. Bukan wangi melati yang menyengat tetapi wangi yang sangat harum. Apa mungkin seorang namja seperti dia mengenakan parfum berbau melati.
>>>TBC<<<
0A0)/ what?? TBC?? lanjutinnn lagiiii Rim!! XD
BalasHapusaduhh~ aq pnasaran sama critanya~
baguss!! baguss!!~ 8D
*semangat '45*
Donghae jadi rohh berjalan critanya? XD bisa terlihat~ wkwkwkwk~
0A0 upss, wangi melati? krikk krikk..~~ *shivering*
aq suka bacanya.. XD
LANJUTKAN!~!!~~!!
hahaha ya ya ya sabaarr !!
BalasHapusmasih banyak utang ff yg harus q selesaiin nih onechan !! XO
ntar klo udah jadi q post kok..
tenang aja.. XDD